Senin, 26 November 2018

Peluang Profesi Pengadaan Barang/Jasa

“Ternyata belanja pemerintah tidak semudah yang dibayangkan, ada banyak proses yang harus dilalui. Bahkan orang-orangnya juga harus khusus. “ Ujar Laras, mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Kesan itu didapatnya ketika mengikuti seminar bertajuk Peluang Profesi Pengadaan Barang/Jasa yang diselenggarakan bersama oleh UMY dan LKPP di Gedung KH Ibrahim, UMY, Yogyakarta, Rabu (21/11). Seminar ini adalah bagian dari pembelajaran mata kuliah pengadaan barang/jasa di FISIP UMY jurusan Ilmu Pemerintahan.

“Setidaknya sekarang saya jadi tahu bahwa pengadaan pemerintah adalah hal serius, dan harus ditangani oleh orang-orang yang benar-benar profesional. “ timpal Fatma.

Laras, Fatma dan 200an mahasiswa lainnya juga mendapat tambahan ilmu bahwa pengadaan barang/jasa pemerintah juga terus bergerak maju dengan mengikuti perkembangan teknologi. Dari yang tadinya konvensional, berkembang ke elektronik dan digitalisasi.

Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan LKPP Salusra Widya menuturkan, pengadaan barang/jasa pemerintah mengalami perbaikan pasca reformasi. Hal itu dapat dilihat dengan mulai diterapkannya sistem elektronik dalam proses tender pada 2008. Sekarang, satu dekade kemudian, pengadaan bergerak mengikuti pengaruh digitalisasi.

“Kita sekarang menuju ke era 4.0. Pengadaan sudah masuk ke era big data. Kebijakan juga mengikuti, harus partisipatif dengan semua pelaku, juga usaha kecil agar semua terlibat. Selain itu juga kolaboratif dengan melibatkan semua pihak, dan terakhir mengeksplorasi IT agar semakin lebih baik, sehingga prosesnya mudah, cepat dan terpercaya. “ kata Salusra.

Pengadaan juga menjadi semakin penting karena melibatkan uang rakyat yang tidak sedikit jumlahnya, apalagi setiap tahun anggaran belanja pemerintah semakin besar. Menurut data APBN belanja pemerintah 2017 adalah sebesar 1.039 triliun. “Artinya, perlu tata kelola yang baik, karena jika tidak, maka biaya yang dikeluarkan terlalu besar. “ tutur Salusra.

Untuk itu, pengadaan membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten dan memiliki ketrampilan yang tepat. Maka disinilah peran profesi pengelola pengadaan barang/jasa yang kompeten dibutuhkan. 

Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia LKPP Robin Asad Suryo menyampaikan jika, profesi pengelola pengadaan juga sama pentingnya dengan profesi lainnya. Bahkan di BUMN atau swasta, profesi di bidang pengadaan bisa menduduki posisi penting dalam jajaran direksi. Ia menyebut beberapa tokoh diantaranya CEO Apple Tim Cook, CEO General Motors Marry Barra dan CEO Revlon Fabian Garcia.

Ia menambahkan, orang yang menangani pengadaan harus mampu memiliki kemampuan dalam perencanaan dan manajerial, sebab ruang lingkupnya mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan hingga serah terima. “Tidak sembarang orang bisa melakukan pembelian, harus memiliki kompetensi dan kualifikasi. “tukas Robin.

Ke depan, dengan digitalisasi pengadaan kualifikasi yang dibutuhkan akan bertambah dengan kemampuan analitis dalam membaca data pengadan. Yang sudah di depan mata adalah munculnya cognitive procurement yang dibantu oleh kemampuan otonom teknologi atau kecerdasan buatan. Konsekuensinya, kompetensi profesi pengadaan harus menyesuaikan diri menjadi lebih inovatif dan kolaboratif dan lebih banyak menggunakan data analitik.

“Tantangan ke depan, profesi pengadaan akan membutuhkan kompetensi baru seperti data mining, pattern recognitive, predictive analitics, dan juga natural language processing.  Data yang ada harus dapat disaring agar dapat digunakan. “Tantangan kita ke depan adalah kualitas data dan integrasi data.  Untuk itu kita membutuhkan orang-orang yang menguasai teknologi informasi dan big data.” Kata Robin.

Hal senada juga disampaikan Wakil Rektor Bidang Kerja Sama Internasional UMY Achmad Nurmandi. Menurutnya,  pemerintah saat ini membutuhkan banyak PNS kualifikasi S-1 dengan kompetensi analisis. “Tujuh persen lowongan CPNS 2018 mensyaratkan kompetensi analis pengadaan barang/jasa. Maka sudah seharusnya memiliki kompetensi untuk membaca big data.“ tukasnya.

Kepala Pusdiklat PBJ LKPP Suharti menyampaikan kompetensi bisa didapat dengan pengetahuan, keterampilan dan praktik magang. Hal ini untuk menambah pengalaman pasca perkuliahan.

0 komentar

Posting Komentar

Pages